BUKA DULU TOPENG MU
BUKA DULU TOPENG MU
Oleh : Gunawan
Bohong adalah Peryataan yang salah dibuat oleh seseorang dengan tujuan pendengar percaya. Fiksi meskipun salah, tetapi bukan bohong. Orang yang berbicara bohong dan terutama orang yang mempunyai kebiasaan berbohong disebut pembohong.Dalam kehidupan sehari-hari suatu perilaku tak mungkin bisa luput dari interaksi antara individu satu dengan individu lainya. Terkadang manusia memiliki naluri alami dalam mempertahankan diri, hal ini sudah merupakan reaksi yang tak terelakan pada manusia ketika dirinya mendapat ancaman dari luar. Karena dalam sejarahnya manusia pada zaman dahulupun akan menggunakan segala potensi yang terdapat dalam dirinya, misalkanya saja ketika tidak ada sumber makanan manusia akan menggunakan akal maupun potensi fisik yang ia miliki guna memenuhi kebutuhanya. Ada juga ketika dalam ancaman binatang buas pada zaman dahulu manusia akan membuat alat yang ia bisa gunakan agar dirinya terselamatkan. Pola demikian akan terulang di setiap zamanya hal ini menjadi bukti bahwa naluri bertahan hidup itu mutlak ada pada setiap manusia, bahkan hal ini pun berlaku bagi makhluk hidup lain. Jika kita mengamati sekitar bahkan seekor semut pun akan memberikan reaksi ketika mendapat ancaman ada juga daun putri malu yang memberikan reaksi mengatup jika tersentuh
Diantara bentuk reaksi manusia dalam menghadapi suatu persoalan yang ada ialah berupa bohong atau berbohong, dalam hal ini bohong yang dimaksud bisa berupa bohong dalam berucap, bohong dalam bertindak/berprilaku,dan bohong dalam berbagai hal yang lain. Seringkali kita mendengar bahwa orang yang melakukan bohong dalam bersikap atau berprilaku dikatai sebagai orang yang bertopeng. Dalam lingkup bersosial terkadang kita dituntut untuk menggunakan topeng yang berbeda beda dalam situasi situasi tertentu misalnya saja ketika berada dilingkungan keluarga kita cenderung akan bersikap baik dan ramah serta lebih terbuka, hal ini kadang tak bisa kita lakukan ketika kita berada di lingkungan atau situasi yang membuat kita tidak dapat melakukan hal sperti itu contoh ketika kita berada dikelas maka kita akan cenderung menjadi orang yang memilki kepekaan terhadap lingkungan misalkan saja ketiaka ada teman kelas kita yang meminta tolong maka kita akan lebih cepat merespon.
Menurut saya bahwa setiap manusia sejatinya akan menggunakan topeng yang berbeda beda sesuai dengan keadaanya,bukan berarti ini merupakan tindakan bohong dalam bersikap tapi ini lebih ke bagaimana manusia akan melakukan adaptasi pada lingkungan maupun keadaan yang dihadapinya., kita memang perlu untuk menjadi diri kita sendiri. Tapi walaupun demikian, apakah berarti mengenakan "topeng" dalam situasi-situasi sosial menjadi salah? Penulis berpikir bahwa sebenarnya tidak salah untuk menggunakan "topeng" dalam situasi-situasi sosial. Kenapa? Karena tahukah kita bahwa dalam psikologi ada konsep yang menjelaskan tentang "topeng sosial". atau lebih dikenal dengan nama "persona"
Menurut Alwisol ( 2009) persona itu adalah sebuah topeng/ wajah yang dipakai ketika menghadapi publik. Hal tersebut pada akhirnya mencerminkan persepsi masyarakat mengenai peran yang harus dimainkan dalam hidupnya. Singkatnya, persona itu adalah kepribadian publik, aspek-aspek pribadi yang ditunjukkan pada dunia atau pendapat publik mengenai individu sebagai lawan dari kepribadian privatnya.
Carl Gustav Jung, seorang psikolog berkebangsaan Swiss yang menyatakan bahwa persona adalah sisi kepribadian seseorang yang ditunjukkan kepada dunia. Jung percaya bahwa setiap manusia terlibat dalam peranan tertentu yang dituntut oleh dunia sosial. Misalnya seorang politikus diharapkan menampilkan muka penuh keyakinan untuk memenangkan suara masyarakat dan aktor dituntut untuk memamerkan gaya hidupnya sesuai dengan keinginan publik (Jung, 1950/1959 dalam Feist & Feist, 2010).
. Persona dibutuhkan untuk survival/ bertahan hidup, membantu diri mengontrol perasaan, pikiran dan tingkah laku yang tujuannya untuk menciptakan kessan tertentu kepada orang lain namun seringkali menyembunyikan hakikat pribadi yang sebenarnya. Namun jika kita terlalu sering menggunakan persona maka akan membuat diri kita asing dengan diri sendiri dan perasaan sendiri yang akhirnya bisa menjadi manusia palsu, sekedar pantulan masyarakat yang tentunya bukan manusia yang otonom ( Alwisol, 2009).
Namun, meskipun persona merupakan sisi penting dalam kepribadian, sebaiknya kita tidak mencampurkan bagian yang ditampilkan di depan publik dengan diri kita, benar adanya jika kita harus diterima di masyarakat namun jika kita terlalu menggunakan persona/topeng maka kita akan kehilangan sentuhan inner self dan cenderung hidup hanya untuk memenuhi harapan sosial. Agar sehat secara psikologis maka kita harus mempertahankan keseimbangan antara harapan sosial dengan bagaimana kepribadian kita yang sebenarnya caranya adalah dengan mengurangi tingkat kepentingan harapan sosial ( Jung, 1950/1959 dalam Feist & Feist, 2010 ).
Dengan kita memahami bahwa persona atau topeng yang kita pakai dalam keseharian kita sebagai suatu hal yang wajar tentu ini akan membuat rasa kepekaan dan juga rasa respect kita pada orang lain akan semakin baik, kita tak lagi memaksakan orang lain untuk harus menunjukan sikap dan prilaku yang sama di setiap kondisi kita juga akan lebih merasa memilki kontrol penuh terhadap diri kita karena dengan kita memahami bahwa setiap manusia memerlukan Topeng atau persona kita akan semakin tahu cara kita menempatkan diri dalam kehidupan bersosial.
Komentar
Posting Komentar