Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2023

RUANG ABADI

RUANG ABADI Oleh: TamuTemu Genap sudah satu jam. Dengan kata mampu sebagai penopang, ia berjalan perlahan mendekati sebuah foto di sudut ruang yang menjadi fokusnya sejak awal. Tangan itu terulur untuk dengan hati-hati meraba wajah sang kasih yang begitu di damba hadirnya. Sejak awal, sejak kisah ini di mulai. Tidak pernah satu detikpun ia membiarkan bayangan itu tak menghampirinya. Mencoba mencari cara agar nantinya tak seperti itu lagi, namun gagal sudah pasti jadi sebuah jawaban.  Satu tarikan nafas begitu dalam berhasil lolos, hingga perasaan sesak kian jadi menyelimuti. Ia harus, agar jawaban pasti akhirnya didapat. CKLIK Gelap. Dengan sisa-sisa cahaya, netranya Kembali ia fokuskan pada sosok dalam foto itu. Runtuh sudah pertahanannya, ia menangis bersamaan dengan pintu yang mulai tertutup. Dia tidak berniat melupakan, itu sebuah kebahagiaan. Yang menyedihkan. Amerta berarti abadi. Keabadaian yang lambat laun terus menyeruak menggerogoti sang tokoh utama yang nyatanya memang t...

BUNDA, MAAF

 BUNDA, MAAF Oleh: TamuTemu Eksistensi rembulan yang nampak menakjubkan justru jadi satu alasan kekesalan sosok di ujung ruangan yang marah akibat merasa diri di hinakan. Padahal gemerlap indah di atas sana sama sekali tidak mau tahu menahu bagaimana kehidupan setiap insan yang saling mencumbu satu sama lain.  Melihat bagaimana gerak-geriknya justru membuat sang bulan jauh lebih ingin memamerkan pertunjukan indah yang sebenarnya ia simpan untuk hari-hari esok. Menertawakan kemalangan anak manusia yang sejak tadi menatapnya intens. Tatapan lemah yang berujung helaan nafas panjang masih tak cukup membuat ia yang di atas sana sesegera mungkin menghibur. Tak cukup mampu menahan diri, rembulan yang tadinya bersinar terang kini mulai meredup, bersembunyi di balik awan yang hampir menelannya secara utuh. Cepat sekali berubah, mungkin sama halnya dengan kejadian satu hari ini yang dialami anak manusia yang tak kunjung juga membaik isi hatinya. Matanya yang lelah menelisik pada meja be...

TIRAI RAHASIA

 TIRAI RAHASIA Oleh: TamuTemu Dalam satu kali tarikan nafas, gadis itu akhirnya mulai menyudahi gundah yang sejak tadi tercipta akibat pikiran yang tak kunjung mau untuk sekedar membawa diri pada pengasingan, yang syukur bila dirasa gadis itu bukanlah rumah yang tepat untuk ia singgahi, dan berakhir memberikan gundah tak berkesudahan. Matanya berkelana, nampak jelas wajahnya itu menyimpan sejuta tanya. Tentang tempat, manusia, bahkan daun yang kini tak lagi menghinggapi ranting ikut terseret dalam kebingungan yang gadis itu ciptakan. Ya, ini musim gugur. Terakhir kali gadis itu menginjakkan kaki di sini, mungkin musim panas tahun lalu, ah sudah, dia tidak mau mengingatnya. “Huh!” Nafas itu kembali terdengar. Masih sama dengan puluhan tarikan nafas yang kemarin, nampak sekali bahwa berada di sini bukanlah satu dari sekian banyak hal yang menjadi cita-citanya. “Ila!” Persis saat kakinya ingin menginjak pelataran perpustakaan Kota Tua, ia menoleh ke kiri dan kanan. Menyusuri tiap temp...