SEBUAH OPINI TENTANG KORELASI JARGON “SELOO DUNIE NI HEP, ROKOK JULUK” DENGAN KETENANGAN HIDUP DALAM RUANG LINGKUP MASYARAKAT
SEBUAH OPINI TENTANG KORELASI JARGON “SELOO DUNIE NI HEP, ROKOK JULUK” DENGAN KETENANGAN HIDUP DALAM RUANG LINGKUP MASYARAKAT.
Manusia adalah mahkluk sosial, makhluk sosial sendiri berarti makhluk atau individu yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Hal ini dikarenakan pada dasarnya manusia membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhan jasmani maupun rohani. Kebutuhan jasmani berhubungan dengan hal yang bersifat ‘fisik’ sedangkan rohani berhubungan dengan hal yang kaitan dengan ‘kejiwaan’. Pemenuhan kebetuhan jasmani dan rohani seorang individu dalam masyarakat biasanya akan terwujud dari hubungan sosialnya antara individu lainnya. Namun menurut penulis pengertian dari “rohani” pada masa ini sudah menjadi lebih luas dan tidak hanya berhubungan dengan ketuhanan saja, tetapi setiap hal yang berhubungan dengan jiwa dan perasaan merupakan suatu bagian dari unsur ‘rohani’ tersebut. Menurut penulis, ketenangan jiwa, kepuasan jiwa, dan perasaan seorang juga termasuk hal yang bersifat ‘rohani’.
Dewasa ini telah muncul trend baru yaitu tiap individu seakan memiliki tekanan jiwa dan tekanan pikiran yang lebih tinggi terutama pada para remaja. Berdasarkan data dari Lokadata.com, riset ini mengamati data dari National Survey on Drug Use and Health di Amerika Serikat Analisis dilakukan terhadap lebih dari 200 ribu jawaban remaja pada 2005 hingga 2017. Para peneliti juga melihat data dari lebih dari 400 ribu orang dewasa dari 2008-2017, Para peneliti menemukan, tingkat depresi berat naik lebih dari 50 persen pada usia remaja. Dari 8,7 menjadi 13,2 persen, Pada usia 18-25 melonjak lebih dari 60 persen. Dari 8,1 persen menjadi 13,2 persen. Beberapa alasan melonjaknya tingkat depresi para remaja biasanya dikarenakan perubahan hormon, pengalaman traumatis dan faktor lingkungan. Dalam artikel ini, saya selaku penulis akan membahas permasalahan depresi seorang dari faktor lingkungan.
Lingkungan masyarakat yang cenderung ‘ganas layaknya rimba’ membuat suatu tekanan tersendiri bagi para remaja, penyebabnya beragam dari hal kecil sampai hal yang dapat memicu trauma, contoh kecil penyebab depresi yang disebabkan oleh lingkungan adalah kesenjangan sosial antar individu dalam masyarakat. Kesenjangan sosial antar masyarakat sering kali menjadi alasan mengapa para remaja berlomba lomba menaikan standar mereka sehingga dapat dipandang sejajar oleh seorang dengan kelas ekonomi diatasnya, namun sering kali kita temukan justru orang orang yang memiliki ambisi untuk menaikan standar mereka menemukan jalan buntu, segala usaha telah mereka lakukan namun memang belum dapat menghasilkan dan belum efektif menaikan standar diri mereka sehingga dapat sejajar dengan orang dengan kemampuan diatas mereka, hal inilah yang sering kali membuat seorang mengalami depresi karena merasa malu, sungkan, dan iri terhadap orang lain dilingkungannya. Dan disinilah muncul sebuah terobosan penenang hati yang digaungkan oleh kaum YUWENISME yaitu “seloo dunie ni hep, rokok juluk” yang memiliki arti “santai.. ini hanya dunia bro, ngerokok dulu”. Mungkin jargon ini terdengar aneh dan terlalu bercanda, namum jargon ini memiliki arti yang amat dalam. Setidaknya ada dua frase yang amat penting dalam kalimat tersebut yaitu “seloo dunie ni hep” yang berarti “santai.. ini hanya dunia bro” dan “rokok juluk” yang berarti “ngerokok dulu”. Adapun makna dari kata kata tersebut adalah :
Seloo dunie ni hep atau santai, ini hanya dunia bro. memiliki arti bahwa apapun yang kita lakukan untuk mencapai keinginan kita saat ini dan dimasa depan adalah semata mata hanya bersifat keduniaan yang artinya hanya sementara yang pada akhirnya semua yang ada di dunia ini akan hilang suatu saat (entah hilang karena suatu hal maupun karena kematian kita) dan pertanggung jawaban diri kita yang sebenarnya adalah di akhirat. Sehingga ini bermaksud agar janganlah kita terlalu bergebu gebu atau terlalu tegang dalam menghadapi permasalahan duniawi. Intinya, adalah jangan terlalu terpacu kepada hal yang bersifat keduniawian.
Rokok juluk atau ngerokok dulu memiliki makna untuk lebih menenangkan diri dan berhenti sejenak dalam memikirkan atau melakukan sesuatu sampai akhirnya kita mendapatkan rasa damai dalam diri. Adapun alasan mengapa harus rokok yang digunakan bukan berarti kita harus menghisap rokok. Tetapi dikarenakan masyarakat terkadang menengakan dirinya dari suatu ketegangan dengan menghisap sebatang rokok sembari berdiam diri untuk kembali mendapatkan ketenangan mereka. Filosofi yang dapat diambil dari prilaku menghisap rokok untuk menenangkan diri adalah bahwa terkadang ada kalanya kita harus berhenti sejenak untuk mengosongkan pikiran kita untuk mendapatkan ketenangan, atau dapat juga diartikan bahwa terkadang kita harus mencoba melakukan hal lain disela sela perjuangan kita mencapai sesuatu sehingga kita tidak terlalu terfokus pada apa yang kita inginkan di dunia yang fana ini.
Sekian opini dari saya, sesungguhnya ini hanyalah sebuah opini liar yang dicurahkan dalam tulisan, saya selaku penulis tidak berharap agar semua orang yang membaca ini setuju, namun inilah apa yang penulis percayai.
Komentar
Posting Komentar